EVENT
TREE ANALYSIS
Adalah teknik analisis
untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi urutanperistiwa dalam skenario
kecelakaan yang potensial. ETA menggunakan struktur pohon logikavisual yang
dikenal sebagai pohon kejadian (ET). Tujuan dari ETA adalah untuk
menentukanapakah suatu kejadian akan berkembang menjadi sebuah kecelakaan
serius atau jika peristiwatersebut dapat dikendalikan oleh sistem keselamatan
dan prosedur yang diterapkan dalam desainsistem. ETA dapat menghasilkan
berbagai kemungkinan hasil keluaran dari sebuah kejadianawal, dan dapat
memprediksi kemungkinan terjadinya kecelakaan untuk setiap hasil keluaran.
Definisi-definisi pada
Teknik ETA Accident scenario
Serangkaian kejadian
yang akhirnya mengakibatkan kecelakaan. Urutan kejadian dimulai dengankejadian
awal (pemicu) dan biasanya diikuti oleh satu atau lebih peristiwa penting
lainnya yangakhirnya mengarah ke keadaan akhir yang tidak diinginkan (terjadi
sebuah kecelakaan).
Initiating event (IE)
Kesalahan atau
peristiwa yang tidak diinginkan yang memulai awal dari rangkaian kecelakaan.IE
dapat mengakibatkan kecelakaan tergantung pada sukses tidaknya pelaksanaan
metodepenanggulangan bahaya yang dirancang ke dalam sistem.
Pivotal events
Peristiwa perantara
penting yang terjadi antara kejadial awal dan kecelakaan akhir. PEmerupakan
kejadian gagal maupun sukses dari metode keselamatan yang ditetapkan untuk
mencegah IE agar tidak mengakibatkan sebuah kecelakaan. Jika peristiwa penting
bekerjadengan sukses, itu menghentikan kecelakaan skenario dan disebut sebagai
peristiwameringankan. Jika peristiwa penting gagal bekerja, maka skenario
kecelakaan diperbolehkanuntuk kemajuan dan disebut sebagai acara memberatkan.
Probabilistic risk
assessment (PRA)
Metode analisis yang
komprehensif, terstruktur, dan logis untuk mengidentifikasi danmengevaluasi
risiko pada system teknologi yang kompleks. Tujuan PRA adalah
identifikasisecara terperinci terperinci dan penilaian skenario kecelakaan
dengan analisis kuantitatif.
http://firdyhs.blogspot.co.id/2013/11/event-tree-analysis.html
FAULT
TREE ANALYSIS
Fault
Tree analysis (FTA) adalah Sebuah tekhnik untuk menghubungkan beberapa
rangkaian kejadian yang menghasilkan sebuah kejadian lain. Metode ini
menggunakan pendekatan deduktif yang mencari penyebab dari sebuah kejadian.
Metode ini dipakai untuk investigasi kecelakaan kerja dengan cara menganalisis
penyebab langsung hingga penyebab dasar dari kecelakaan kerja itu sendiri.
Fault
Tree analysis (FTA) adalah Sebuah tekhnik untuk menghubungkan beberapa
rangkaian kejadian yang menghasilkan sebuah kejadian lain. Metode ini
menggunakan pendekatan deduktif yang mencari penyebab dari sebuah kejadian.
Metode ini dipakai untuk investigasi kecelakaan kerja dengan cara menganalisis
penyebab langsung hingga penyebab dasar dari kecelakaan kerja itu sendiri.
Untuk memudahkannya kita harus paham teori domino sebagai berikut:
Gambar
2. Teori Domino Heinrich
Dari
teori di atas bisa disimpulkan bahwa kerugian yang ditimbulkan oleh kecelakaan
kerja diawali oleh lemahnya kontrol sehingga memunuculkan sebab dasar
kecelakaan lalu sebab langsung dari kecelakaan. Ini artinya apabila salah satu
dari kartu domino sebelum kerugian diambil, maka tidak akan muncul kerugian.
Fault
Tree Analysis menggunakan prinsip ini untuk mengetahui penyebab dasar dari
sebuah kecelakaan. Literatur FTA banyak menyebutkan tentang simbol-simbol
penyebab serta gerbang penghubung (Gates) yang terdiri dari Gerbang “Dan” serta
“Atau”.
Gambar
3: Simbol dalam Fault Tree Analysis
Namun,
Bill Vesely dari Kantor Pusat NASA menyatakan bahwa Gerbang “Dan”, “Atau” serta
simbol simbol yang lain tidak diperlukan apabila suatu kejadian merupakan
sebuah “State of System” yang berarti penyebab tidak muncul dari 1 alat/kondisi
saja namun merupakan hasil interaksi dari berbagai macam penyebab. Hal ini bisa
diterapkan dalam kasus kecelakaan kerja karena dalam kecelakaan kerja selalu
terdiri dari berbagai macam penyebab.
Untuk
memudahkan dalam memahami Fault Tree Analysis Kecelakaan Kerja simak contoh
studi kasus berikut:
“DI
sebuah kantor, seorang pekerja mendapatkan retak tulang di tangan dan kaki
setelah ia terjatuh dari tangga kantor dan kepalanya membentur anak tangga.
Dari hasil investigasi ditemukan fakta bahwa ia terpeleset di tangga akibat
adanya tumpahan air di tangga dari minuman karyawan lain.
Kantor dia memiliki jasa kebersihan (cleaning service) untuk membersihkan ceceran air. Namun, tidak ada seorangpun yang meminta operator jasa kebersihan untuk membersihkan tumpahan tersebut meski sudah banyak yang mengetahuinya. Karyawan yang menumpahkan air pun sebenarnya tahu kalau airnya tumpah, namun ia lupa untuk melaporkan ke jasa kebersihan.
Dari
pengakuan korban, ia menuturkan bahwa ia tidak memegang handrail di saat naik
dan turun tangga meski terdapat handrail (pegangan tangga) di setiap sisi
tangga namun dari pengamatan, hanya 1 dari 10 orang yang memegang handrail saat
naik dan turun tangga. Ternyata, memang tidak ada instruksi atau rambu khusus
yang memerintahkan untuk memegang handrail tangga.”
Setelah
dilakukan pembahasan RCA oleh tim pekerja kantor, maka hasil RCA dengan
menggunakan fault tree menjadi seperti ini:
Dari
RCA di atas, dapat disimpulkan penyebab dasar dari kecelakaan di atas adalah
Pekerja Tidak Menyadari Bahaya Tumpahan Air di tangga dan Tidak ada program
untuk pegang handrail di tangga.
Adapun
hal-hal penting yang perlu diperhatikan dari Analisa Fault Tree Sederhana ini
adalah:
o
Analisa
dimulai dari kanan dan di akhiri di kotak paling kiri
o
Kotak
paling kanan adalah kotak yang menggambarkan kerugian yang didapat
o
Setiap
kotak dihubungkan oleh garis yang berarti “kotak di sebelah kanan disebabkan
oleh kotak di sebelah kiri”
o
Apabila
ada 1 kotak di kanan yang disebabkan oleh lebih dari 1 kotak di kiri maka
hubungan antara kotak-kotak itu adalah “dan”. Sebagai contoh: Kotak “Pekerja
terpeleset di tangga” disebabkan 4 hal yaitu:
1.
Pekerja
tidak menggunakan sepatu anti slip
2.
Pekerja
berjalan di tangga
3.
Terdapat
ceceran air di lantai
4.
Pekerja
tidak memegang handrail tangga
Jika seperti di atas, maka itu berarti ke-4 penyebab HARUS ada
untuk bisa menghasilkan “Pekerja terpeleset di tangga”. Ini juga berarti jika
salah 1 dari ke-4 penyebab itu hilang, maka “Pekerja terpeleset di tangga” tidak
akan terjadi.
Contoh:
1. Pekerja
tidak menggunakan sepatu anti slip à apabila pekerja menggunakan sepatu anti
slip apakah pekerja terpeleset? Tidak
2. Pekerja
berjalan di tanggaà Apabila pekerja tidak berjalan di tangga apakah pekerja
terpeleset? Tidak
3. Terdapat
ceceran air di lantai à Apabila tidak ada ceceran air di lantai apakah pekerja
terpeleset? Tidak
4. Pekerja
tidak memegang handrail tangga à apabila pekerja memegang handrail apakah
pekerja terpeleset? Tidak
Kelebihan
dari analisa kecelakaan melalui metode fault tree analysis adalah:
1. Secara
gamblang menjelaskan semua perbedaan interaksi penyebab untuk menghasilkan
kerugian
2. Penyebab
dasar dan logis dalam penyebab kerugian bisa dimengerti
3. Dapat
membuat tindakan pencegahan yang tepat untuk mengeliminir penyebab dasar
sehingga kerugian yang sama tidak akan muncul lagi
4. Dapat
menghitung evaluasi kualitatif dan kuantitaif dari kerugian
Gambar diagram Fault Tree Analysis
FAILURE
MODE AND EFFECT ANALYSIS
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) adalah pendekatan sistematik yang menerapkan suatu metode pentabelan untuk membantu proses pemikiran yang digunakan oleh engineers untuk mengidentifikasi mode kegagalan potensial dan efeknya. FMEA merupakan teknik evaluasi tingkat keandalan dari sebuah sistem untuk menentukan efek dari kegagalan dari sistem tersebut. Kegagalan digolongkan berdasarkan dampak yang diberikan terhadap kesuksesan suatu misi dari sebuah sistem.
Secara umum, FMEA (Failure Modes and Effect Analysis) didefinisikan sebagai sebuah teknik yang mengidentifikasi tiga hal, yaitu :
- Penyebab kegagalan yang potensial dari sistem, desain produk, dan prosesselama siklus hidupnya,
- Efek dari kegagalan tersebut,
- Tingkat kekritisan efek kegagalan terhadap fungsi sistem, desain produk, dan proses.
FMEA merupakan alat yang digunakan untuk menganalisa keandalan suatu sistem dan penyebab kegagalannya untuk mencapai persyaratan keandalan dan keamanan sistem, desain dan proses dengan memberikan informasi dasar mengenai prediksi keandalan sistem, desain, dan proses. Terdapat lima tipe FMEA yang bisa diterapkan dalam sebuah industri manufaktur, yaitu :
- System, berfokus pada fungsi sistem secara global
- Design, berfokus pada desain produk
- Process, berfokus pada proses produksi, dan perakitan
- Service, berfokus pada fungsi jasa
- Software, berfokus pada fungsi software
Berikut ini adalah tujuan yang dapat dicapai oleh perusahaan dengan penerapan FMEA:
- Untuk mengidentifikasi mode kegagalan dan tingkat keparahan efeknya
- Untuk mengidentifikasi karakteristik kritis dan karakteristik signifikan
- Untuk mengurutkan pesanan desain potensial dan defisiensi proses
- Untuk membantu fokus engineer dalam mengurangi perhatian terhadap produk dan proses, dan membentu mencegah timbulnya permasalahan.
Dari penerapan FMEA pada perusahaan, maka akan dapat diperoleh keuntungan – keuntungan yang sangat bermanfaat untuk perusahaan, (Ford Motor Company, 1992) antara lain:
- Meningkatkan kualitas, keandalan, dan keamanan produk
- Membantu meningkatkan kepuasan pelanggan
- Meningkatkan citra baik dan daya saing perusahaan
- Menurangi waktu dan biaya pengembangan produk
- Memperkirakan tindakan dan dokumen yang dapat menguangi resiko
Sedangkan manfaat khusus dari Process FMEA bagi perusahaan adalah:
- Membantu menganalisis proses manufaktur baru.
- Meningkatkan pemahaman bahwa kegagalan potensial pada proses manufaktur harus dipertimbangkan.
- Mengidentifikasi defisiensi proses, sehingga para engineer dapat berfokus pada pengendalian untuk mengurangi munculnya produksi yang menghasilkan produk yang tidak sesuai dengan yang diinginkan atau pada metode untuk meningkatkan deteksi pada produk yang tidak sesuai tersebut.
- Menetapkan prioritas untuk tindakan perbaikan pada proses.
- Menyediakan dokumen yang lengkap tentang perubahan proses untuk memandu pengembangan proses manufaktur atau perakitan di masa datang.
Output dari Process FMEA adalah:
- Daftar mode kegagalan yang potensial pada proses.
- Daftar critical characteristic dan significant characteristic.
- Daftar tindakan yang direkomendasikan untuk menghilangkan penyebab munculnya mode kegagalan atau untuk mengurangi tingkat kejadiannya dan untuk meningkatkan deteksi terhadap produk cacat bila kapabilitas proses tidak dapat ditingkatkan.
FMEA merupakan dokumen yang berkembang terus. Semua pembaharuan dan perubahan siklus pengembangan produk dibuat untuk produk atau proses. Perubahan ini dapat dan sering digunakan untuk mengenal mode kegagalan baru. Mengulas dan memperbaharui FMEA adalah penting terutama ketika:
- Produk atau proses baru diperkenalkan.
- Perubahan dibuat pada kondisi operasi produk atau proses diharapkan berfungsi.
- Perubahan dibuat pada produk atau proses (dimana produk atau proses berhubungan). Jika desain produk dirubah, maka proses terpengaruh begitu juga sebaliknya.
- Konsumen memberikan indikasi masalah pada produk atau proses.
SYSTEMATIC
CAUSE AND ANALYSY TOOLS
SCAT adalah
suatu tool yang digunakan untuk mengevaluasi dan menginvestigasi incident dengan
menggunakan SCAT chart. SCAT dikembangkan dari ILCI (International Loss Control
Institute) Loss caution
Mode.
SCAT Chart adalah metode analisa penyelidikan kecelakaan
yang dikembangkan oleh ILSI (International Loss Control Institute).
Tidak seperti umumnya metode ataupun
teori penyelidikan kecelakaan lainnya yang hanya bertujuan untuk menemukan
penyebab kecelakaan, SCAT Chart sengaja dikembangkan untuk menemukan sampai
kepada akar permasalahan nya, koreksi atas kegagalan manajemen secara detail,
dengan menunjukkan bagian-bagian sub elemen ataupun sub program dari kebijakan
manajemen yang kurang layak. Dengan demikian diharapkan rekomendasi dari
penyelidikan kecelakaan ini akan bisa memberi koreksi secara tuntas dan
bersifat permanen.
SCAT Chart juga dibuat sedemikian
rupa sehingga bisa dilakukan oleh siapa saja meskipun orang tersebut tidak
punya pengalaman dalam bidang investigasi. Demikian mudah dan sederhananya cara
yang dikembangkan dalam SCAT sehingga dalam waktu 10-15 menit kita sudah
menemukan semua potensi Immediate Causes, Basic Causes dan kegagalan management
PT. Prime Safety Indonesia membantu
untuk memberikan pelatihan efektif yang dikemas dalam training SCAT, agar para
peserta dapat mengembangkan pengetahuannya menganalisa akar permasalahan
Incident Ivestigation yang wajib dilakukan oleh setiap Perusahaan agar kejadian
serupa tidak terulang lagi.
Selama 3 hari peserta mengikuti
materi: Immediate Cause, Basic Cause, Management Control Recommendation,
Analysis Methode, 5-Why, Why-3, Ishikawa, FMEA, SCAT Procedures, Site
Investigation Evident serta ditutup dengan Final Discussion dan Studi Kasus
Dengan adanya pelatihan ini
diharapkan para peserta menjadi tanggap serta kompeten dalam menggunakan teknik
mencari akar permasalahan dari Incident sehingga program rencana tindakan
pencegahan dapat dilakukan untuk menunjang program Zero Accident Perusahaan.
Gambar diagram Systematic Cause And Analysy Tools
Gambar diagram Systematic Cause And Analysy Tools
BIRD & LOFTUS LOSS CAUSATION
Bird & Loftus
menggambarkan penyebab terjadinya accident yang dapat menimbulkan injury/loss
seperti berikut ini:
Penyebab accident
seperti ditunjukkan dalam gambar di atas, menurut Bird & Loftus adalah
meliputi kejadian-kejadian mendahuluinya berupa perilaku dan kondisi tidak
aman, penyebab-penyebab langsung dan rendahnya kontrol managemen. Teori ini
menggarisbawahi atau membedakan antara penyebab langsung dengan peran
managemen. Dari teori ini sudah terlihat bahwa pada akhirnya sebuah accident
terjadi karena menyangkut sistem manajemen.
The Loss Causation
Model yang dikemukakan Frank Bird adalah seperti dalam gambar di bawah ini :
Frank E Bird sebagai
pakar ilmu keselamatan mengemukakan teori penyebab kecelakaan berdasarkan
berdasarkan urutan sebagai berikut :
1. Manajemen Kurangnya pengawasan
terutama dalam fungsi managerial, seperti :
• Perencanaan
• Organisasi
• Pimpinan
•
Pengawasan/Controlling
2. Sebab-sebab utama
• Human factor (Faktor
manusia):
- Pengetahuan kurang
- Motivasi kurang
- Keterampilan kurang
- Problem/stress fisik
atau mental
- Kemampuan yang tidak
cukup secara fisik dan mental
• Job factor (Faktor
pekerjaan):
- Standar mutu
pekerjaan yang tidak memadai
- Desaign dan
maintenance yang tidak baik
- Pemakaian yang tidak
normal dan lain-lain
3. Penyebab langsung ¡V
gelala
• Tindakan yang tidak
aman
• Keadaan kerja yang
tidak aman
Pada kartu domino bila
dasarnya penyebab langsung dengan gejala ini, maka kartu domino akan jatuh
terjadi efek kecelakaan.
4. Incident (peristiwa)
Terjadinya kontak
dengan sumber energi (energi kinetik, elektrik, akustik, panas, radiasi, kimia
dan lain-lain) yang melebihi nilai ambang batas kemampuan badan atau struktur.
Misalnya beban berlebih, kontak sumber energi berbahaya.
Gambar diagram
Gambar diagram
FISHBONE
DIAGRAM
Fishbone diagram
(diagram tulang ikan — karena bentuknya seperti tulang ikan) sering juga
disebut Cause-and-Effect Diagram atau Ishikawa Diagram diperkenalkan oleh Dr.
Kaoru Ishikawa, seorang ahli pengendalian kualitas dari Jepang, sebagai satu
dari tujuh alat kualitas dasar (7 basic quality tools). Fishbone diagram
digunakan ketika kita ingin mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah dan
terutama ketika sebuah team cenderung jatuh berpikir pada rutinitas (Tague,
2005, p. 247).
Suatu tindakan dan
langkah improvement akan lebih mudah dilakukan jika masalah dan akar penyebab masalah sudah ditemukan. Manfaat
fishbone diagram ini dapat menolong kita untuk menemukan akar penyebab masalah
secara user friendly, tools yang user friendly
disukai orang-orang di industri manufaktur di mana proses di sana
terkenal memiliki banyak ragam variabel yang berpotensi menyebabkan munculnya
permasalahan (Purba, 2008, para. 1–6).
Fishbone diagram akan
mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu efek atau masalah, dan menganalisis masalah tersebut
melalui sesi brainstorming. Masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori yang
berkaitan, mencakup manusia, material, mesin, prosedur, kebijakan, dan
sebagainya. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui
sesi brainstorming.
LANGKAH
MENGKAJI DAN MENYEPAKATI SEBAB-SEBAB YANG PALING MUNGKIN :
• Setelah setiap kategori diisi carilah sebab yang paling mungkin di antara semua sebab sebab dan sub-subnya.
• Jika ada sebab-sebab yang muncul pada lebih dari satu kategori, kemungkinan merupakan petunjuk sebab yang paling mungkin.
• Kaji kembali sebab-sebab yang telah didaftarkan dan tanyakan , “Mengapa ini sebabnya?”
• Pertanyaan “Mengapa?” akan membantu kita sampai pada sebab pokok dari permasalahan teridentifikasi.
• Tanyakan “Mengapa ?” sampai saat pertanyaan itu tidak bisa dijawab lagi. Kalau sudah sampai kesitu sebab pokok telah terindentifikasi.
• Setelah setiap kategori diisi carilah sebab yang paling mungkin di antara semua sebab sebab dan sub-subnya.
• Jika ada sebab-sebab yang muncul pada lebih dari satu kategori, kemungkinan merupakan petunjuk sebab yang paling mungkin.
• Kaji kembali sebab-sebab yang telah didaftarkan dan tanyakan , “Mengapa ini sebabnya?”
• Pertanyaan “Mengapa?” akan membantu kita sampai pada sebab pokok dari permasalahan teridentifikasi.
• Tanyakan “Mengapa ?” sampai saat pertanyaan itu tidak bisa dijawab lagi. Kalau sudah sampai kesitu sebab pokok telah terindentifikasi.
Gambar diagram Fishbone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar